Rabu, 24 September 2014

Proses perjalanan dari beraneka ragam menuju homogenitas Merpati Pos

Menuju Homogenitas
Proses perjalanan dari beraneka ragam menuju homogenitas. Masa-masa awal punya keinginan memelihara merpati pos, apa lagi sampai punya keinginan melombakannya. Tentu langkah pertama saat take action adalah membeli merpati pos. Mulailah memasuki tahap masa perburuan merpati pos. Bila anggaran pendukungnya terbatas, tentu akan dibarengi dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Mulailah mencari merpati pos dengan harga yang murah. Semurah-murahnya, kalo perlu blusukan ke pasar-pasar burung dulu.
Dalam prosesnya secara umum akan menemukan kesadaran tentang arti sebuah kualitas. Bahwa perlu kualitas yang baik untuk sampai pada tahap lomba. Paling tidak harus murni merpati pos racing dan belum disilang dengan jenis lain. Bila sampai pada tahap ini, target perburuan mulai bergeser. Mulai mencari dari kandang-kandang pemain merpati pos. Sekurang-kurangnya pemain yang sering mengikuti lomba, tidak harus yang selalu juara. Harapannya minimal dari kandang ini merpati posnya asli. Karena untuk langsung melakukan pendekatan terhadap kandang-kandang yang langganan juara ada semacam perasaan sungkan. Juga hambatan pisikologis bahwa harganya pasti gila-gilaan menurut asumsi sang pemula.
Sekarang kita beralih pada pemula yang anggarannya lebih leluasa, dengan batasan yang relatif longgar. Pendekatannya tentu langsung pada kandang-kandang jawara. Nilai nominal bukan lagi sebagai isu hambatan. Asumsi yang dipakai adalah yang mahal pasti yang bagus. Asumsi ini tidak selamanya akurat karena dilandasi oleh keiinginan yang menggebu-gebu untuk segera memiliki merpati pos kelas satu. Unsur menggebu-gebu dan segera ini yang sering kali menutupi pertimbangan obyektif. Ada kalanya merpati pos kandang B baik, bila yang memainkan si B. Merpati pos kandang C baik, bila yang memainkan si C. Bila merpati pos B dan C dicampur dalam suatu kandang kemudian dimainkan oleh si D, hasilnya belum tentu sebaik di tempat asalnya.
Singkat cerita dengan mengabaikan faktor anggaran tadi, dari hasil perburuan terkumpulah banyak merpati pos dengan berbagai asal usul. Baik ciri fisik maupun karakternya pasti beragam. Bila orientasinya pada lomba tahapan selanjutnya adalah tahap seleksi. Semakin banyak jumlah dan asal-usulnya tentu semakin besar pula sekala pekerjaan seleksi ini. Dari kelompok yang besar ini mau tidak mau sang pemilik harus memulai memilih. Karena merpati pos yang baik dan yang buruk biaya perawatannya sama. Cara yang paling obyektif tentu menyeleksinya melalui lomba. Dengan cara ini kita bisa mendapat gambaran atau peta kekuatan kandang kita dibanding kandang pemain lain.
Pencatatan menjadi sangat penting dalam hal seleksi ini. Hasil lomba tahun perdana tentu beragam. Posisi kadet-kadet lomba akan menempati sebaran yang luas. Ada yang diperingkat atas, ada yang di peringkat menengah, ada yang di peringkat bawah, bahkan banyak juga yang hilang. Bila proses seleksi mulai berjalan, tahun berikutnya mulailah terlihat perbaikan. Prediksi kadet tertentu menempati posisi teratas mulai bisa ditebak. Angka hilang dalam lomba juga mulai bisa ditekan. Selesai tahun kedua, peta di kandang mulai tampak walau samar-samar. Burung-burung yang berkualitas buruk mulai tereliminasi dari kandang, digantikan oleh burung yang kualitasnya lebih baik. Proses ini akan terus berlanjut dari tahun ke tahun. Untuk membangun suatu dinasti keluarga juara di kandang, dari berbagai sumber referensi diperlukan sekurang-kurangnya waktu 4 tahun. Jika prosesnya konsisten maka setelah 4 tahun kualitas mulai meningkat dan mulai merata.Perawakannya pun akan tampak mulai seragam. Sebuah proses yang panjang menuju homogenitas.
Penulis : Mas Nino

Ditulis Oleh : Unknown // 17.16
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Diberdayakan oleh Blogger.